METODE ROBITHOH BAGI SEORANG SALIK (orang yang sedang melakukan perjalanan Ruh menuju Allah)
Rabithohjuga berarti wasilah atau wasithoh, yaitu perantara. Walaupun kedua lafadz ini berbeda tetapi pengertian nya satu, yaitu perantara. Lafadz seperti ini dalam istilah Arab disebut dengan Lapadz yang memiliki makna isytirok.
Secara Terminologi , robithoh berarti seorang salikmembayangkan rupa gurunya dalam pikirannya atau dalam hatinya, atau membayangkan rupa gurunya bahwa itu adalah rupa gurunya.
Apabila robithoh ini telah mendominasi dalam jiwa seorang salik , maka dia akan mampu melihat rupa gurunya dalam segala sesuatu. Ahli tharekat menyebut hal ini dengan fana’fis syaikh (peleburan diri dalam diri syekhnya).
Oleh karena itu, metode robithoh ini merupakan suatu metode yg terdekat untuk sampai kepada Allah (fana’fillah), yang merupakan sumber munculnya keanehan-keanehan dan keganjilan – keganjilan . karena denasgn dzikir saja ,tanpa robithoh dan tanpa lebur dalam diri syekh , ini tidak akan tersampaikan. Adapun bila hanya robithoh saja dan disertai dengan memelihara etika persahabatan , maka hal ini sudah cukup untuk sampai kepadanya.
Rasulullah s.a.w bersabda :
“ Mengingat para nabi itu bagian dari pada ibadah, mengingat orang sholeh itu menghapus dosa, mengingat mati merupakan shodakoh , dan mengingat kubur dapat mendekatkan kamu kepada syurga.” (HR.Ad-Dilami,dari Mu’adz).
Hadits diatas termasuk kedalam kategori hadits Robithoh, karena dzikir merupakan bagian dari keadaan hati , dan hati bila sedang (dzikir) dia akan terbang kepada objek ingatnya dan bahkan ia Bersama-sama dengan yg di ingatnya. Maka , bila hati mengingat para anabi, dengan segera ingatan nya itu akan terbang kepada mereka. Bila hati mengingat orang-orang sholeh, maka dengan segera ingatn nya akan terbang kepada orang sholeh yang di ingatnya didalam hatinya. Tegasnya , kepada apa saja hati mengingat , maka dengan segera ingatannya tersebut akan terbang kepada apa yang di ingatnya. Terlebih lagi apabila hati sedang mengingat Allah, makai a akan terbang kepada Nya dan bersamanya.
Firman Allah dalam Hadits Qudsi :
“ Aku bersamanya bila dia mengingat-Ku.” (HR.Bukhari)
Seorang syekh mursyid yang kamil mukammil akan mendatangi muridnya bila muridnya tersebut meminta pertolongan nya. Walaupun muridnya itu sedang berada di timur. Maka, firasatnya yang menunjuki , pedangnya yang terhunus , tombaknya yang tertancap , busurnya yang terikat, anak panahnya yg terkena, kendaraannya yg tinggi, bila muridnya tersebut mengingat syekh nya di dalam hatinya, maka ia akan segera menuju kepada muridnya itu. Seorang murid tidak akan bisa meminta pertolongan syekh nya kecuali dengan cara mengingat syekh nya itu sendiri.
Oleh karena itu, bila murid mengingat syekh nya dalam keadaan butuh pertolongan syekhnya atau tidak , maka syekhnya akan mengetahui maksud dari muridnya itu.
Rasulullah bersabda :
“ hati-hatilah kamu terhadap firasat nya orang mu;min , karena sesungguhnya dia melihat dengan nur Allah.” ( HR.Bukhari)
Hubungan antara syekh dan murid nya itu tidak bisa di ukur dengan jarak. Dekatnya bukan lah di ukur dengan dekat ukuran jarak, begitu pula jauhnya bukan di ukur dengan jauhnya jarak. Karena sesungguhnya kedekatan disini adalah kedekatan hati, begitu pula jauhnya adalah dikarenakan jauhnya hati antara murid dengan syekh nya.
Dalam kitab Khazinatul Asror dikutip sebuah hadits yang ber bunyi :
“ Hendaklah kamu beserta Allah , jika belum mampu besrta Allah, dekatlah Bersama orang yang beserta Allah, karena sesungguhnya mereka akan menyampaikanmu kepada Allah”.
Wallahu a’lam semoga bermanfaat…aamiinn
Post a Comment
Post a Comment