SHOLAT SYARIAT DAN SHOLAT THORIQAT Versi Kitab Sirrul Asror



SHOLAT SYARIAT DAN SHOLAT THORIQAT Versi Kitab Sirrul Asror

Yang dimaksud dengan sholat Syariat adalah sholat seluruh badan yang dzohir dengan gerakan tubuh, seperti : badan berdiri, lidah membaca , ruku, sujud, duduk, mengeluarkan suara dan bacaan-bacaan. Oleh karena itu didalam al-Quran disebut salawat (beberapa solat).

Adapun sholat Thariqot adalah sholatnya hati selama-lamanya. Sebagaimana tersebut dalam Al-quran “Solatul wustha”, yaitu solat hati , karena hati berada ditengah badan antara kanan dan kiri , antara atas dan bawah , dan antara bahagia dan celaka.

Rasul Bersabda: “ sesungguhnya hati manusia ada diantara dua jari-jari Allah. Allah membolak balikan nya sesuai dengan kehendaknya”.
Yang dimaksud dengan dua jari Allah ialah dua sifat Allah. Yaitu : 1 . Memaksa, 2 . Pengasih.
Dari ayat dan hadits ini diketahui bahwa sholat yang pokok adalah solat hati. Bila sholat hati dilupakan , maka rusaklah sholatnya, dan bila rusak sholatnya, rusak pula solat seluruh badan nya. Sabda rasul :
“ Tidak lah sah sholat seseorang kecuali disertai dengan hadirnya hati”.
Sesungguhnya orang yang solat itu sedang bermunajat (berdialog) dengan tuhan nya. Alat untuk munajat adalah hati. Bila hati lupa maka batallah solatnya dan sholat badan nya, karena hati sebagai pokok utama dan anggota badan yang lain mengikutinya.

Rasul bersabda ; “ sesungguhnya di alam jasad manusia ada segumpal daging. Bila ia baik, sekujur badan akan ikut baik,dan apabila ia buruk, sekujur badan pun menjadi buruk.itulah hati”.
Sholat syariat mempunyai waktu tertentu didalam satu hari satu malam lima kali. Sunatnya solat syariat dilakukan di masjid dengan berjamaah sama-sama menghadap ka’bah dan mengikuti imam, tanpa riya dan sum’ah.

Sholat thoriqot dilakukan selamanya tanpa batas waktu selama hidup di dunia dan akhirat. Mesjidnya adalah hati. Berjamaahnya adalah terpadunya kesucian bathin dengan selalu memperdengarkan tauhid dengan lisan bathin. Imam nya ialah rasa rindu di dalam hati untuk sampai kepada Allah swt. Kiblatnya adalah hadirat Allah yang maha tunggal dan keindahan ketuhanan. Itulah kiblat yang haqiqi. Hati dan Ruh selamanya tidak terlepas dari sholat ini.

Hati tidak pernah tidur dan tidak akan mati,tetapi ia selalu punya kegiatan diatas tidur maupun terjaga. Solat hati dilakukan dengan hidupnya hati tanpa suara, berdiri dan duduk ia selalu berhadapan dengan Allah  dan senantiasa siaga dengan ucapan: “ Kepada-Mu kami beribadah dan kepada-Mu kami memohon pertolongan, dan mengikuti Nabi Muhammas SAW karena begitulah keadaan Nabi.

Di dalam tafsir Al-Qodhi disebutkan bahwa ayat ini merupakan isyarat tentang hati seseorang yang sudah ma’rifat kepada Allah , yang telah berpindah dari keadaan ghaib (memandang Allah ghaib) beralih kepada Hadrat ahadiyat( selalu merasa Bersama Allah). Sesuai dengan sabda rasul dalam hadits nya:
“ Para Nabi dan para Wali selalu sholat, walau telah berpindah alam(wafat) , seperti halnya mereka solat di rumahnya”.  Yakni mereka selalu bermunajat dengan Allah karena hatinya yang sudah hidup.
Bila dua sholat telah berpadu (sholat syariat dan sholat thoriqot) lahir dan bathin, maka sempurnalah sholat itudan pahalanya pun sangat besar. Qurbah (dekat dengan Allah) diraih oleh sholat ruhaniyahnya dan darajat (syurga) diraih oleh solat badan nya, maka orang yang melakukan sholat seperti ini berarti ia lahiriyahnya ahli ibadah, dan bathin nya arif billah(yang ma’rifat pada Allah). Dan bila solat tak berpadu antara sholat syariat dan sholat thariqotdengan hati yang hidup, maka solatnya solat yang kurang dan pahalanya pun hanya mendapatkan darajat , tidak mendapat Qurbah.

Wallahu 'Alam

Related Posts

Post a Comment