BERSUCI MA’RIFAT DI ALAM TAJRID
Mensucikan
ma’rifat terbagi kepada dua macam :
1. Bersuci
ma’rifat sifat
2. Bersuci untuk
ma’rifat dzat.
Kesucian ma’rifat
sifat akan dihasilkan harus dengan Talqin dzikir dan membersihkan cermin
hati dengan nama-nama Allah dari segala nafsu basyariyah (manusia) dan hayawaniyah
(kebinatangan) . bila sudah dibersihkan, maka datanglah kemampuan melihat
dengan mata hati dari sifat-sifat Allah. Hati akan melihat pantulan keindahan
Allah pada cermin hati . Rasulullah bersabda :
“ Seorang mukmin mata hatinya akan mampu melihat dengan cahaya dari Allah”.
Sabda
rasul: “ Seorang mukmin adalah cermin Allah yang mukmin”. (Almukmin
adalah salah satu dari Asmaul Husna).
Juga hadits
Rasul : “Orang yang Alim mengukir dan orang yang Arif membersihkan”.
Bilamana
pembersihan hati telah sempurna dengan terus menerus berdzikir dengan asma
Allah, maka seorang insan akan meraih ma’rifat sifat dengan selalu musyahadah
pada cermin hati.
Bersuci
ditingkat ma’rifat Zat hanya dapat dicapai dengan selalu menggunakan Asma
Tauhid yang tiga yang merupakan akhir dari dua belas Nama-nama Allah pada ainu
Sirri( didalam rasa pada kedalaman hati) dan akan menghasilkan kemampuan
melihat dengan penglihatan sirri dari cahaya tauhid.
Bia telah
lahir cahaya dzat , maka leburlah jiwa manusia secara menyeluruh . hal ini
disebut maqom Istihlak (lebur diri) dan Fana-ul Fana (peleburan yang hakiki) .
inilah Tajalli yang menghapus cahay-cahay. Sebagai mana firman Allah
dalam surah Al-Qashas ayat 88 : “ Segala sesuatu akan hancur , kecuali
Zat Allah “.
Firman Allah : “Allah menghapus apa yang dia kehendaki dan menetapkan apa yang dia kehendaki dan disisinyalah terdapat ummul kitab (Lauh Mahfuz)”. (Ar-Ra’ad : 39).
Oleh karena
itu ruh Al-Qudsi (ruh manusia yang paling dalam yang diciptakan langsung dari
nur Muhammad) . ia kekal melihat dengan
lubuk hati kepada Allah , dari Allah, beserta Allah, dijalan Allah , dan untuk
Allah , tanpa cara dan perumpamaan.
Firman Allah dalam Al-Quran : “ Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Allah”, maka yang ada hanyalah nur mutlak (cahaya murni) yang semurni-murninya. Dan bila sampai ditingkat ini tidak boleh diberitakan kepada siapapun, karena ini adalah alam peleburan. Akal sudah tidak berpungsi lagi untuk membicarakan nya dan tidak ada teman lagi kecuali allah. Sesuai dengan sabda Rasul : “ aku punya kesempatan khusus dengan Allah, malaikat dan Nabi yang diutus pun tak akan mampu mencapainya (yang dimaksud nabi disini adalah jasad nabi)”.
Ini adalah
alam tersendiri dari selain Allah . Firman Allah :
“bersihkanlah
hatimu dari selain aku sampailah kepadaku”.
Yang
dimaksud dengan menyendiri ialah peleburan diri dari sifat manusia dan beralih
didalam alamnya mencapai sifat-sifat Allah. Rasul bersabda : “Berakhlaklah
kamu dengan akhlak Allah”. (artinya jadikan lah sifat-sifat Allah menjadi
sifatmu).
Wallahu
‘alam
Post a Comment
Post a Comment