Kemaksiatan yang menimbulkan rasa hina dan rasa membutuhkan rohmat dan ampunan Allah jauh lebih baik daripada ketaatan yang menimbulkan rasa bangga dan kesombongan

Post a Comment


Apabila melihat substansi, maksiyat tetap dicela oleh syara', sebaliknya ketaatan merupakan hal yang terpuji.

 Sedangkan apabila melihat efek bagi diri dari kedua hal tersebut, terkadang maksiyat jadi lebih baik dari pada ketaatan. Yaitu ketika maksiyat memberikan dampak kita merasa hina dan butuh terhadap rohmat dan ampunan Alloh, sedangkan ketaatan menjadikan kita berbangga diri dan sombong.

 Tetapi jangan pula beranggapan "ah kalau begitu, saya mau sengaja aja melakukan dosa !". kalau melihat awalnya sudah seperti ini, kemungkinan besar dosa yang dilakukan tidak akan menimbulkan perasaan hina.

 Syekh Ibn Attha Illah assakandari berkata dalam kitab Al-Hikam hikmah yang 97:
"Ada dua nikmatyang tidak satu pun makhluk terlepas darinya, dan setiap makhluk pasti tersentuh Oleh keduanya, yaitu nikmat diciptakan dan nikmat yang menyusulnya (pemenuhan kebutuhan)"

 Ada dua nikmat yang Alloh berikan kepada kita dan seluruh makhluk, dan tidak ada makhluk yang lepas dari dua nikmat ini, yaitu ;
 1. Nikmat Ijad (keberadaan) yakni Alloh menjadikan kita ada padahal sebelumnya tidak ada.
2. Nikmat imdad (pertolongan) yakni Alloh menyediakan sarana-sarana penopang untuk keberlangsungan hidup kita.

Nikmat imdad sangat banyak dan tidak terhitung. Diantaranya saja; Alloh menciptakan bumi, air tumbuhan, hewan, oksigen dll.
Syekh ibn attha illah assakandari berkata:
"Pertama-tama Allah mentberintu nikmat penciptaan (ijad) dan yang kedua nikmat pemenuhan kebutuhan yang tidak pernah terputus (imdaad) "
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa nikmat imdad itu tidak terbatas. Kalau mau dihitung, nikmat imdad yang ada pada kepala saja bisa milyaran atau bahkan sampai tak terhingga.

Yang tampak saja dulu dikepala ada rambut disamping untuk perhiasan/aksesoris juga untuk melindungi kepala agar tidak terlalu panas.

Bulu yang tumbuh dikepala banyak, ada rambut, alis, bulu mata, bulu hidung, kumis janggut dll, yang semuanya Alloh ciptakan ada manfaatnya bagi kita.

Rambut dengan alis sama-sama bulu dan sama-sama tumbuh dikepala, tapi mengapa rambut terus memanjang tapi ali tidak, siapa yang menghentikannya?

Silahkan sekali-sekali tafakkur meneliti nikmat-nikmat Alloh yang ada pada tubuh kita, sebelum habis terhitung semua, keburu habis umur kitanya pak. Dampaknya ibadah kita jadi berkualitas, bukan ibadah ingin imbalan.

Wallahu a'lam....



Related Posts

Post a Comment