Kalau kita ingin merasa ringan dan tenang saat menghadapi ujian,maka ingatlah bahwa apapun yang terjadi pada kita itu adalah kerja Allah

Post a Comment

Syekh ibn Attha Illah Assakandari berkata dalam kitab Al-Hikam:
"Pengetahuanmu bahwa sesungguhnya Allah subhanahu wata 'ala adalah yang memberimu bala/ujian, harus meringankan pahitnya ujian tersebut. Karena Dzat yang memberimu taqdir-taqdir itu adalah Dzat yang selalu memberi pilihan terbaik untukmu "
Kalau kita ingin merasa ringan dan tenang saat menghadapi bala/ujian, maka ingatlah bahwa apapun yang terjadi pada kita itu adalah kerja Allah.

Kita ambil sebuah ilustrasi ; Ujang dan neneng adalah sepasang pengantin baru, keduanya masih diliputi rasa cinta. Satu saat Neneng ingin menggoda ujang suami tercintanya. Kesempatan tersebut muncul ketika ujang mau duduk di atas kursi yang ada dibelakangnya, dengan spontan neneng mengambil kursinya. Sehingga ujang terjatuh. Kaget, sakit dan ingin marah itu yang dirasakan ujang kira-kira, tapi saat mendengar tawanya neneng dan belakang, tahulah ia bahwa yang membuatnya terjatuh adalah istri tercintanya, maka rasa sakitnya mulai terobati, kemudian muncul bahagia dan tanpa fikir panjang lagi, ujang langsung menyusul neneng yang berlari masuk ke dalam kamar. Akhirnya kemesraan pun terjalin antara keduanya.

Mengapa ujang bahagia padahal ia terjatuh?
Karena didukung 3 faktor ;
1. Ujang tahu yang membuatnya jatuh adalah neneng
2. Ujang mencintai neneng
3. Ujang berbaik sangka, neneng menjatuhkannya bukan karena benci tapi tanda sayang dan ”signal" untuk ”bermesraan".

Begitu juga kita kepada Alloh.
Kalau kita sudah faham, mendapatkan ujian itu memang terasa sakit dan perih namun ada bahagianya juga, karena kita tahu dan sadar bahwa itu adalah kerja Allah, yang dicintai dan mencintai kita. Dan juga karena Dia adalah Dzat yang selalu memberi yang terbaik bagi kita, walaupun sering kita belum bisa menemukan kebaikan-Nya dalam pahitnya ujian yang dijalani.

Allah swt berfirman dalam surat At-thur :48
"Dan bersabarlah terhadap hukum tuhanmu,maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu berdiri" (Q.S At thur:48).

Orang yang ketika mendapatkan musibah pahit, mengatakan/beranggapan bahwa Alloh tidak sayang kepadanya maka itu merupakan tanda dangkal pemikirannya.

Seperti anak kecil yang pagi-pagi dimandiin oleh ibunya dengan paksa. Dinginnya air, dan kerasnya si ibu menggosok seluruh badan anak itu, membuat si anak beranggapan bahwa ibunya tidak sayang kepadanya. Padahal si ibu melakukan semua itu karena sayang, supaya anaknya bersih dan sehat.

Wallahu a'lam

Related Posts

Post a Comment