1. Iman mathbu', yaitu iman yang tetap. Ialah imannya Para malaikat.
2. Iman ma'shum, yaitu iman yang terpelihara. Ialah imannya para nabi, yang selalu bertambah tapi tidak pernah berkurang.
3. Iman maqbu, yaitu iman yang diterima. Ialah imannya orang Islam, yang akan bertambah dengan berbuat ketaatan dan berkurang dengan berbuat maksiat.
4. Iman mawquf, yaitu iman yang ditangguhkan. Ialah imannya ahli bid 'ah, yang mana imannya akan diterima oleh Allah setelah ia berhenti dari pekerjaan bid 'ahnya.
5. Iman mardud, yaitu iman yang ditolak. Ialah imannya orang munafiq.
Cinta dan benci karena Allah adalah bagian dari iman, yang dengan keduanya akan sempurnalah Islamnya orang yang mu 'min.
Rosululloh saw. bersabda:
"Seorang muslim itu adalah apabila muslim yang lainnya selamat dari Iidahnya dan tangannya."
Dalam hadits di atas, kalimat "Iidah" didahulukan daripada kalimat "tangan". Hal ini karena Iidah itu lebih dzolim dalam membinasakan dan menghinakan daripada tangan. Adapaun tangan, karena ia mempunyai kemampuan berbuat sesuatu, seperti menyiksa, merampok, memberi, mengambil, melarang, dan lain sebagainya.
Mencintai rasul juga bagian dari kesempurnaan iman seseorang .
Sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW
"Tidaklah sempurna inıan seseorang di antara kamu, sehingga aku lebih ia cintai dari pada orang tuanya, anak-anaknya, dan seluruh sekalian manusia. "
Keimanan itu pada hakikatnya tidak akan sempurna dan tidak akan berhasil mencapai kesempurnaan, kecuali dengan meletakkan kemampuan, kedudukan, dan keberadaan Nabi saw. di atas keberadaan orangtuanya, anak-anaknya, dan orang-orang yang berbuat baik. Bagi yang belum yakin akan hal ini, bukanlah termaşuk kategori orang yang beriman. Rosululloh menyatakan bahwa, standar derajat orang mu'min itu sesuai dengan kadar kecintaannya kepada beliau itu sendiri.
Hadits di atas memberikan pengertian, bahwa tidaklah akan didapat iman yang sempurna, yang cahayanya bersinar di dalam hati seorang muslim, kecuali dengan kayakinan bahwasanya Rosulullah saw. lebih agung baginya daripada keluarganya, hartanya, dan dari segala sesuatu. Bahwa Rosululloh saw. adalah merupakan sumber segala rahmat dan nikmat.
Oleh karena itu, mencintai rosul merupakan suatu kewajiban, lebih dari cinta kepada orangtua, keluarga, harta, bahkan lebih cinta daripada keseluruh semesta yang ada. Kenapa? Karena Rasulullah mengajak kepada kebenaran dan telah mengeluarkan manusia dari kegelapan, menuju suatu alam yang penuh dengan kesempurnaan cahaya keimanan.
Post a Comment
Post a Comment